Parampa versi 2...
KLIK UNTUK
DOWNLOAD
selamat bermain ^-^
Senin, 18 November 2013
Quiz parampa
bingung nih dikampus mau ngapain, kebetulan lagi wifi an sambil mainin Quiz Parampa asik juga mainnya, ini game maininnya seperti Quiz yang berisi teka-teki jadi agak susah sih tapi happy, nih klo kamu mau main downloadnya KLIK DISININYA
Sabtu, 16 November 2013
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KELAINAN OTOT MATA STRABISMUS
A. Pengertian
Strabismus (juling) adalah : kerja otot-otot bola mata yang tidak terkoordinasi sehingga sumbu visual kedua mata tidak bertemupada titik objek Beberapa ahli menyatakan bahwa juling adalah apabila kelopak mata mengalami perubahan bentuk, sehingga untuk mengurangi efek kelainan refraksi supaya bisa melihat lebih jelas terjdi efek pinhole.Batasan yang benar mengenai juling adalah jika salah satu matanya tidak mengarah ke objek.
B. Etiologi
1. Kelainan refraksi
a. Hipermetropi
Penyebab utama mata juling pada anak kecil adalah hipermetripia yang biasanya berawal ketika anak mulai suka melihat gambar atau benda kecil.
b. Miopia
Strabismus yang disebabkan oleh myopia lebih jarang terjadi
2. Paralisis salah satu mata
a Kelumpuhan musculus rektus medialis : menyebabkan strabisimus divergen gangguan gerak kearah nasal. Keadaan ini bertambah bila mata digerakkan kearah nasal.
b. Kelumpuhan musculus rektus superior
Terdapat keterbatasan gerak keatas (Hipertropia, diplopia campuran, diplopia vertical dan crossed diplopia ) kelainan ini bertambah pada gerakan mata keatas.
c. Kelumpuhan musculus rektus inferior
Terdapat keterbatasan gerak mata kebawah, hipertropia, diplopia campuran, yang bertambah hebat bila mata digerakkan kebawah.
d. Kelumpuhan musculus obligus superior.
Terdapat keterbatasan gerak kearah bawah terutama kearah nasal inferior
e. Kelumpuhan musculus obligus inferior
Terdapat keterbatasan gerak kearah atas terutama kearah nasal, strabisnus vertical, diplopia campuran .kelainan ini bertambah bila mata digerakkan kearah temporal atas.
2. Visus yang buruk pada salah satu mata.
Visus yang buruk pada salah satu mata biasanya akan normal pada mata lainnya sehingga kedua mata gagal bekerjasama dan akibatnya timbul deviasi gerakan bola mata.
Faktor predisposisi
Trauma didaerah kepala
Diabetes miletus juvenile fulminan
Meningitis
Tumor otak
Inveksi virus
C. TANDA DAN GEJALA
1. tanda dan gejala utama strabisimus yaitu mata mempunyai kecendrungan untuk berdeviasi kesalah satu arah dimana arah tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan jenis strabisimusnya. Contoh :
Horizontal
Esideviasi : bila salah satu mata berfiksasi pada objek sedangkan mata yang lain berdeviasi ke nasal
Eksodeviasi : Deviasi mata ke temporal
Vertical
Hiperdeviasi : bila salah satu mata berdeviasi ke superior
Hipodeviasi : bila salah satu mata berdeviasi ke inferior
Torsi
Insiklo deviasi : salah satu mata memutari sumbu sagital ke nasal
Excydo deviasi : salah satu mata memutari sumbu sagital ke temporal
2. Noncomitant strabismus / strabismus paralitik
Tanda tanda,
Gerak mata terbatas pada daerah dimana otot yang lumpuh bekerja
Deviasi, kalau mata digerkkan kearah lapangan dimana otot lumpuh bekerja, mata yang sehat akan menjurus kearah ini dengan baik, sedangkan mata yang sakit tertinggal
Diplopia
Okular torticallis
Proyeksi yang salah
Vertigo, mual-mual
D. Klasifikasi
1. Berdasarkan Status Fusi
a. Heteroforia
Adalah: Keadana dimana mata mempunyai kecendrungan untuk berdeviasi ke salah satu arah, yang dapat diatasi dengan penglihatan binokuler tunggal Deviasix Laten , hanya dapat dilihat bila mata sebelah nya ditutup.
b. Heterotropia
Adalah: Kelainan deviasi dimana tidak mungkin untuk melakukan penglihatan Binokuler Tunggal. Fiksasi terjadi dengan satu mata dan tidak berubah dengan dua mata pada waktu yang sama.
Hetertropia dapat disebabkan oleh kelainan:
1. Hederiter
2. Anatomik, kelainan otot mata luar, kelainan rongga orbita
3. Kelainan refraksi
4. Kelainan pernafasan, sensori motorik, keadaan yang menggagalkan fusi
5. Kombinasi dan faktor-faktor di atas
2. Berdasarkan arah deviasi
a. Horizontal
Esodeviasi
Exodeviasi
b. Vertikal
Hiperdeviasi
Hipodeviasi
c. Torsi
Insiklo Deviasi
Exyclo deviasi
3. Berdasarkan variasi sudut deviasi pada gerakan bola mata
a. Strabismus non paralitik
Besarnya sudut deviasi sama besar pada setiap gerakan bola mata. Sudut deviasinya adalah sama tidak tergantung pada arah pandangan (direction of gaze). Deviasi ini terjadi akibat penglihatanya yang buruk.Semua penglihatan yang buruk bisa berakibat terjadinya deviasi.Ex retinoblastoma.
Dibedakan atas 2, strabisimus non paralitik non akomodatif. Deviasinya sama kesemua arah dan tidak dipengaruhi oleh akomodasi karena penyebabnya tidak ada hubunganya dengan kelainan refraksi/kelumpuhan otot.
Disebabkan oleh
Insersi yang salah oleh otot-otot yang bekerja horizontal
Gangguan keseimbangan gerak bola mata
Kekurangan daya fusi
b. Strabismus paralitik
Sudut deviasi tidak sama pada semua arah disebabkan hilangnya satu atau lebih otot mata.
Juling juga bisa disebabkan oleh palsi saraf keenam yang disebabkan oleh tumor yang berakibat meningkatnya tekanan intrakranial.Pada kasus ini juling adalah aparalitik dan sudut deviasinya berubah-ubah tergantung pada arah pandangan.Pada penderit miestenia gravis gejala pertamanya dalah juling diplopia.
4. Berdasarkan usia terjadinya
Kongenital terjadi pada usia< Acquired terjadi pada usia .6 bulan > 6 bulan
E. Patofisiologi
Kelainan refraksi Visus yang buruk Paralisis salah
Pada salah satu mata satu otot mata
Hipermetropia Miopi
Gangguan/keterbatasan
Gerak otot mata kearah
tertentu
Penyesuaian mata
Tidak konstan
Mata gagal bekerja sama
Jalur visual abnormal
Deviasi gerakan bola mata
Akomodasi berlebihan
Strabismus paralitik
Konvergensi berlebih
(overkonvergence)
Strabismus non paralitik
Kelainan kosmetik* Gerak mata terbatas
Menurunya visus * Diplopia
Murung * Proyeksi mata yang salah
Vertigo, mual
Mk. Gangguan harga diri Mk. Gangguan sensori perseptual
Penglihatan
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Ini dilakukan untuk mengukur derajat strabismus. Diantara nya:
1. Tes Hisch Berg
Caranya :
Penderita disuruh untuk melihat cahaya pada jarak 12 inci (30cm).perhatikan reflek cahaya terhadap pupil. Kalau letak nya di pinggir pupil, maka deviasinya 15 derajat, tapi kalau letaknya diantara pinggir pupil dan limbus maka deviasinya 30 derajat dan jika letak nya di limbus, maka derajat deviasinya 45 derajat.(catt : 1 derajat= 2 prisma diopter)
2. Tes Krimsky
Carabya:
Penderita melihat kesumber cahaya yang jarak nya ditentukan.Perhatikan reflek cahaya pada mata yang berdeviasi. Kekuata prisma yang terbesar diletakkan di depan mata yang brdeviasi, sampai reflek cahaya yang terletak disentral kornea
3. Tes Maddox Cross
Maddox Cross terdiri dari satu palang dengan tangan dari silang nya 1 m. pada jarak 1 m dari Maddox cross, kedua mata penderita, musle light yang terletak ditengah-tengah Maddox cross dan ujung Maddox cross membentuk segitiga sama kaki dengan sudut dasarnya 45o
Suruh penderita melihat muscle light, kalau tidak ada strabismus, reflek cahaya terletak di tengah-tengah pupil, namu bila strabismus, letaknya eksentrik
4. Tes Pemeriksaan Rotasi Monokuler
Caranya:
Diperiksa dengan salah satu mata ditutup, sedangkn mata yang lain mengikuti cahaya atau objek yang diarahkan kesemua arah. Kelemahan deduksi dapat diketahui yang disebabkan oleh kelemahan otot atau kelainan anatomis dari otot.
5. Uncover Test
Caranya:
Pasien diminta melihat objek fiksasi.Mata kanan ditutup dan mata kiri tidak.
Lalu dibuka, segera perhatikan, bila bola mata bergerak, heterophoria diam,orhoporia, exophoria bergerak nasal.
II DO :
• Menurunya ketajaman penglihatan (visus)
• Adanya diplopia
• Adanya deviasi pada mata
DS :
• Anak sering mual dan pusing
• Klien mengeluh penglihatannya ganda
DO :
• Adanya deviasi pada mata
• Klien tampak sering murung
DS :
• Ibu klien mengatakan anaknya kurang bergaul dengan teman-temanya.
• Klein merasa rendah diri
Gangguan
Penerimaan
Sensori/status
Organ indraKelainan fisik (mata)
Gangguan sensori
Perseptual
Penglihatan
( diplopia )
Gangguan harga diri
B. Rencana Kepertawatan
no Diagnose keperawatan perencanaan
tujuan intervensi rasional
1
2 Gg sensori perceptual penglihatan(diplopia)b/d gg penerimaan sensori/status organ indra.
Gg harga diri b/d fisik (mata) Gg sensori perceptual penglihatan dapat teratasi dengan criteria hasil:
- Meningkat nya ketajaman penglihatan
- Diplopia tidak ada lagi
- mual dan vertigo tidak ada lagi.
Gg hargadiri teratasi dengan criteria hasil:
- klien tidak murung lagi
- klien tidak merasa rendah diri lagi dengan teman- temannya - tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu/dua mata terlihat
- beritahu penyebab terjadinya diplopia.
- tentukan jenis strabismus tersebut
- kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat.
- Anjurkan orangtua untuk selalu memberikan dukungan terhadap tindakan pasien yang positif
- anjurkan orang tua untuk memotivasi anak nya untuk berbgabung dengan teman sebaya.
- lakukan pendekatan pada klien
- kolaborasi dengan psikolog - Menentukan pilihan intervensi yang bervariasi karena kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progresif
- adanya diplopia menyebabkan mual dan vertigo.
- untuk menentukan jenis pengobatan yang tepat
- untuk memperbaiki visus dan kelainan refraksi
- meningkatkan rasa percaya diri pat,bahwa ia mampu seperti temannya yang lain
- mengurangi rasa kurang percaya diri klien terhadap diri nya sehingga klien mau bergaul dengan teman-temannya
- mempermudah dalam memberikan dukungan
- membantu klien mendapatkan kesembuhan optimal
LP TONSILITIS AKUT
A. Pengertian
Tonsilitis adalah terdapatnya peradangan umum dan pembengkakan dari jaringan tonsil dengan pengumpulan lekosit, el-sel epitel mati dan bakteri patogen dalam kripta (Adam Boeis, 1994: 330).
Tonsilektomi adalah suatu tindakan invasif yang dilakukan untuk mengambil tonsil dengan atau tanpa adenoid (Adam Boeis, 1994: 337).
B. Etiologi
1. Streptokokus hemolitikus grup A.
2. Pneumokokus.
3. Stafilokokus.
4. Haemofilus influezae.
C. Pathofisiologi
1. Terjadinya peradangan pada daerah tonsila akibat virus.
2. Mengakibatkan terjadinya pembentukan eksudat.
3. Terjadi selulitis tonsila dan daerah sekitarnya.
4. Pembentukan abses peritonsilar.
5. Nekrosis jaringan.
D. Gejala-gejala
1. Sakit tenggorokan dan disfagia.
2. Penderita tidak mau makan atau minum.
3. Malaise.
4. Demam.
5. Nafas bau.
6. Otitis media merupakan salah satu faktor pencetusnya.
E. Penatalaksanaan
1. Tirah baring.
2. Pemberian cairan adekuat dan diet ringan.
3. Pemberian obat-obat (analgesik dan antibiotik).
4. Apabila tidak ada kemajuan maka alternatif tindakan yang dapat di lakukan adalah pembedahan.
F. Indikasi tindakan pembedahan
1. Indikasi absolut
a. Timbulnya kor pulmonale akibat adanya obstruksi jalan nafas yang kronis.
b. Hipertrofi tonsil atau adenoid dengan sindroma apnea pada waktu tidur.
c. Hipertrofi yang berlebihan yang mengakibatkan disfagia dan penurunan berat badan sebagai penyertanya.
d. Biopsi eksisi yang di curigai sebagai keganasan (limfoma).
e. Abses peritonsilaris berulang atau abses yang meluas pada jaringan sekitarnya.
2. Indikasi relatif
Seluruh indikasi lain untuk tindakan tonsilektomi di anggap sebagai indikasi relatif.
3. Indikasi lain yang paling dapat di terima adalah
a. Serangan tonsilitis yang berulang.
b. Hiperplasia tonsil dengan gangguan fungsional (disfagia).
c. Hiperplasia dan obstruksi yang menetap selama 6 bulan.
d. Tidak memberikan respons terhadap penatalaksanaan dan terapi.
G. Kontraindikasi
1. Demam yang tidak di ketahui penyebabnya.
2. Asma.
3. Infeksi sistemik atau kronis.
4. Sinusitis.
H. Persiapan operasi yang mungkin di lakukan
1. Pemeriksaan laboratorium (Hb, leko, waktu perdarahan).
2. Berikan penjelasan kepada klien tindakan dan perawatan setelah operasi.
3. Puasa 6-8 jam sebelum operasi.
4. Berikan antibiotik sebagai propilaksis.
5. Berikan premedikasi ½ jam sebelum operasi.
I. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan yang bergubungan dengan faktor pendukung terjadinya tonsilitis serta bio- psiko- sosio- spiritual.
2. Peredaradan darah
Palpitasi, sakit kepala pada saat melakukan perubahan posisi, penurunan tekanan darah, bradikardi, tubuh teraba dingin, ekstrimitas tampak pucat.
3. Eliminasi
Perubahan pola eliminasi (inkontinensia uri/ alvi), distensi abdomen, menghilangnya bising usus.
4. Aktivitas/ istirahat
Terdapat penurunan aktivitas karena kelemahan tubuh, kehilangan sensasi atau parese/ plegia, mudah lelah, sulit dalam beristirahat karena kejang otot atau spasme dan nyeri. Menurunnya tingkat kesadaran, menurunnya kekuatan otot, kelemahan tubuh secara umum.
5. Nutrisi dan cairan
Anoreksia, mual muntah akibat peningkatan TIK (tekanan intra kranial), gangguan menelan, dan kehilangan sensasi pada lidah.
6. Persarafan
Pusing/ syncope, nyeri kepala, menurunnya luas lapang pandang/ pandangan kabur, menurunnya sensasi raba terutama pada daerah muka dan ekstrimitas. Status mental koma, kelmahan pada ekstrimitas, paralise otot wajah, afasia, pupil dilatasi, penurunan pendengaran.
7. Kenyamanan
Ekspresi wajah yang tegang, nyeri kepala, gelisah.
8. Pernafasan
Nafas yang memendek, ketidakmampuan dalam bernafas, apnea, timbulnya periode apnea dalam pola nafas.
9. Keamanan
Fluktuasi dari suhu dalam ruangan.
10. Psikolgis
Denial, tidak percaya, kesedihan yang mendalam, takut, cemas.
J. Masalah dan rencana tindakan keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kerusakan jaringan atau trauma pada pusat pernafasan
Tujuan: Pasien menunjukkan kemampuan dalam melakukan pernafasan secara adekuat dengan memperlihatkan hasil blood gas yang stabil dan baik serta hilangnya tanda-tanda distress pernafasan.
Rencana tindakan:
a. Bebaskan jalan nafas secara paten (pertahankan posisi kepala dalam keadaan sejajar dengan tulang belakang/ sesuai indikasi).
b. Lakukan suction jika di perlukan.
c. Kaji fungsi sistem pernafasan.
d. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan batuk/ usaha mengeluarkan sekret.
e. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
f. Observasi tanda-tanda adanya ditress pernafasan (kulit menjadi pucat/ cyanosis).
g. Kolaborasi dengan terapist dalam pemberian fisoterapi.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler pada ekstrimitas.
Tujuan: Pasien menunjukan adanya peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik.
Rencana tindakan:
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
b. Ajarkan pada pasien tentang rentang gerak yang masih dapat di lakukan.
c. Lakukan latihan secara aktif dan pasif pada akstrimitas untuk mencegah kekakuan otot dan atrofi.
d. Anjurkan pasien untuk mengambil posisi yang lurus.
e. Bantu pasien secara bertahap dalam melakukan ROM sesuai kemampuan.
f. Kolaborasi dalam pemberian antispamodic atau relaxant jika di perlukan.
g. Observasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
3. Penurunan perfusi jaringan otak berhubungan dengan edema cerebri, perdarahan pada otak.
Tujuan: Pasien menunjukan adanya peningkatan kesadaran, kognitif dan fungsi sensori.
Rencana tindakan:
a. Kaji status neurologis dan catat perubahannya.
b. Berikan pasien posisi terlentang.
c. Kolaborasi dalam pemberian O2.
d. Observasi tingkat kesadaran, tanda vital.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya trauma secara fisik
Tujuan: Pasien mengungkapkan nyeri sudah berkurang dan menunjukkan suatu keadaan yang relaks dan tenang.
Rencana tindakan:
a. Kaji tingkat atau derajat nyeri yang di rasakan oleh pasien dengan menggunakan skala.
b. Bantu pasien dalam mencarai faktor presipitasi dari nyeri yang di rasakan.
c. Ciptakan lingkungan yang tenang.
d. Ajarkan dan demontrasikan ke pasien tentang beberapa cara dalam melakukan tehnik relaksasi.
e. Kolaborasi dalam pemberian sesuai indikasi.
5. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area bicara pada himisfer otak.
Tujuan: Pasien mampu melakukan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan komunikasi.
Rencana tindakan:
a. Lakukan komunkasi dengan pasien (sering tetapi pendek serta mudah di pahami).
b. Ciptakan suatu suasana penerimaan terhadap perubahan yang dialami pasien.
c. Ajarkan pada pasien untuk memperbaiki tehnik berkomunikasi.
d. Pergunakan tehnik komunikasi non verbal.
e. Kolaborasi dalam pelaksanaan terapi wicara.
f. Observasi kemampuan pasien dalam melakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal.
6. Perubahan konsep diri berhubungan dengan perubahan persepsi.
Tujuan: Pasien menunjukan peningkatan kemampuan dalam menerima keadaan nya.
Rencana tindakan:
a. Kaji pasien terhadap derajat perubahan konsep diri.
b. Dampingi dan dengarkan keluhan pasien.
c. Beri dukungan terhadap tindakan yang bersifat positif.
d. Kaji kemampuan pasien dalam beristirahat (tidur).
e. Observasi kemampuan pasien dalam menerima keadaanya.
7. Perubahan pola eliminasi defekasi dan uri berhubungan dengan an inervasi pada bladder dan rectum.
Tujuan: Pasien menunjukkan kemampuan dalam melakukan eliminasi (defekasi/ uri) secara normal sesuai dengan kebiasaan pasien.
Rencana tindakan:
a. Kaji pola eliminasi pasien sebelum dan saat di lakukan pengkajian.
b. Auskultasi bising usus dan distensi abdomen.
c. Pertahankan porsi minum 2-3 liter perhari (sesuai indikasi).
d. Kaji/ palpasi distensi dari bladder.
e. Lakukan bladder training sesuai indikasi.
f. Bantu/ lakukan pengeluaran feces secara manual.
g. Kolaborasi dalam(pemberian gliserin, pemasangan dower katheter dan pemberian obat sesuai indikasi).
8. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sirkulasi perifer yang tidak adekuat, adanya edema, imobilisasi.
Tujuan: Tidak terjadi kerusakan integritas kulit (dikubitus).
Rencana tindakan:
a. Kaji keadaan kulit dan lokasi yang biasanya terjadi luka atau lecet.
b. Anjurkan pada keluarga agar menjaga keadan kulit tetap kering dan bersih.
c. Ganti posisi tiap 2 jam sekali.
d. Rapikan alas tidur agar tidak terlipat.
9. Resiko terjadinya ketidakpatuhan terhadap penatalaksanaan yang berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan: Pasien menunjukan kemauan untuk melakukan kegiatan penatalak- sanaan.
a. Identifikasi faktor yang dapat menimbulkan ketidak patuhan terhadap penatalaksanaan.
b. Diskusikan dengan pasien cara-cara untuk mengatasi faktor penghambat tersebut.
c. Jelaskan pada pasien akibat dari ketidak patuhan terhadap penatalaksanaan.
d. Libatkan keluarga dalam penyuluhan.
e. Anjurkan pada pasien untuk melakukan kontrol secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Boeis,Adam, 1994, Buku Ajar Penyakit THT, Jakarta: EGC.
Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price, Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep klinik proses-proses penyakit, Jakarta: EGC.
Selasa, 12 November 2013
mengubah file word ke pdf
untuk mengubah file WORD ke PDF sangatlah mudah kita tidak perlu menginstall sofware-sofware lain, yang perlu kita lakukan hanyalah mengubah type file (pdf)yang akan kita save, caranya :
save file anda dan ubah tipe nya ke pdf sebagai contoh lihat pada gambar :
save file anda dan ubah tipe nya ke pdf sebagai contoh lihat pada gambar :
sekian dulu ya infonya dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas kunjungannya :)
Kamis, 07 November 2013
Selasa, 05 November 2013
cara membuat komputer berbicara ketika dinyalakan
halo sahabat bloger, ada yang pengen komputernya berbicara ketika dinyalakan, ini dia caranya :
copy pastekan kode berikut pada notepad :
Dim speaks, speech speaks="Hello Billy! Welcome back again to your computer. Have a nice day" Set speech=CreateObject("sapi.spvoice") speech.Speak speaks |
save file dengan cara :
- ubah ekstensi file menjadi .vbs , contoh : wellcome.vbs
- ganti save as type menjadi all file
- save di Computer>local dick(C)>User>Admin(tergantung nama pd komputer anda)>>App data>>Roaming>>microsoft>>windows>>start menu>>programs>>startup>>pastekan
catatan : ganti tulisan berwarna biru dengan kata- kata anda sendiri dalam bahasa inggis, untuk bahasa indonesia hanya bisa dipakai jika komputer anda diinstal berbahasa indonesia, sekian dan terima kasih...
LP MENINGOENCEPHALITIS
I. DEFINISI
Meningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen (selaput yang menutupi otak dan medula spinalis). Encephalitis adalah peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medula spinalis. Meningoencepalitis adalah peradangan pada selaput meningen dan jaringan otak.
II. PENYEBAB
Penyebab meningitis adalah bakteri; pnaumococus, meningococus, stapilococus, streptococus, salmonela, virus;hemofilus influenzae, herpes simplek, atau oleh karena luka/ pembedahan atau injuri pada sistem persarafan.
Penyebab encephalitis adalah virus; herpes simplex, reaksi toxin; thypoid fever, campak, chicken pox/ cacar air, keracunan; arsenic.
III. Klasifikasi
Meningitis berdasarkan penyebab dapat dibagi menjadi :
1. Meningitis bakterial:
a. Bakteri non spesifik : meningokokus, H.Influenzae, S.pneumoniae, Stafilokokus, Streptokokus, E.Coli, S.Typhosa
b. Bakteri spesifik M. Tuberkulosa.
2. Meningitis Virus.
Beberapa jenis virus dapat menyebabkan meningitis seperti Mumps (gondong), measles; dll.
3. Menigitis karena jamur
4. Meningitis karena parasit, seperti toksoplasma, amoeba.
Berdasarkan perlangsungan dan pemeriksaan cairan serebrospinalis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Meningitis purulenta/meningitis bakterial akut
Penyebab adalah bakteri non spesifik. Perjalanan penyakit ini berlangsung akut sebagai berikut:
a. Secara hamatogen dari satu sumber infeksi (tonsilitis, pneumonia, endokarditis, tromboplebitis,dll).
b. Perluasan langsung dari peradangan organ didekat selaput otak (sinusitis, otitis media, mastoiditis, abses otak. Dll).
c. Trauma dikepala dengan fraktur kranium terbuka, komplikasi tindakan bedah otak.
2. Meningitis serosa
Pada umumnya terjadi karena komlikasi penyebaran tuberkulosis paru primer. Secara hematogen kuman sampai keotak , sum-sum tulang belakang, vetebra → membentuk tuberkel → pecah → selaput otak. Cara lain dengan perluasan lansung dari mastoiditis tuberkulosa.
3. Meningitis aseptik
IV. PATOFISIOLOGI
Peradangan menyebabkan cairan cerebro spinal meningkat sehingga terjadi obtruksi, selanjutnya terjadi hirocepalus dan peningkatan tekanan intra kranial. Organisme masuk melalui sel darah merah dapat melalui tarauma penetrasi, prosedur pembedahan, atau kelainan sistem saraf pusat. Efek patologis yang terjadi adalah hiperemia meningens, edema jaringan otak, eksudasi.
V. PATHWAY
Adanya agen infeksi
Reaksi inflamasi pada parenkim otak
Degenerasi dan fagositosis dari sel saraf Cedera pada mitokondria neuronal
edema otak
Peningkatan TIK
Gangguan aliran darah
VI. TANDA DAN GEJALA
Pada neonatus biasanya terdapat tanda dan gejala menolak untuk makan, reflek menghisap kurang, muntah, diare, tonus otot kurang, menangis lemah.
Pada anak dan remaja biasanya terdapat tanda dan gejala demam tinggi, sakit kepala, muntah, perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi, foto fobia, delirium, halusinasi, maniak, stupor, koma, kaku kuduk, tanda kernig dan brudzinski positif, ptechial (menunjukan infeksi meningococal).
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium.
1. Pungsi lumbal.
a. Warna jerni, mengabur sampai keruh (tergantung sifat eksudat)
b. Tekanan cairan serebrospinal meningkat
c. Jumlah sel meningkat (100- 60.000) pada kausa bakteri didominasi oleh sel polimorfonuklear).
d. Reaksi pandi (+), Nonne- Apelt (+).
e. Protein meningkat : 35 mg%
f. Kadar gula turun: 40 mg% (bisa sampai 0 ). Kadar gula CSS. Normal = separo kadar gula darah).
g. Kultur : bila prosedur baik 90% biakan positif. Khusus untuk meningitis tuberkulosis kultur dilakukan 2 kali yaitu setelah 3-4 hari pengobatan dilakukan oleh kultur ulangan hasil positif sulit diperoleh.
2. Darah :
a. AL normal atau meningkat tergantung etiologi.
b. Hitung jenis didominasi sel polimorfonuklear atau limfosit
c. Kultur 80-90% , untuk TBC 2% (+).
Pemeriksaan lengkap.
1. CRP darah dan cairan serebrospinalis
2. Peningkatan kadar laktat cairan cerebrospinalis
3. Penurunan pH cairan cerebrospinalis
4. LDH, CPK, GOT.
5. Khusus kausa TBC :
Kurasan lambung.
Takahashi, PAP,Imuzim.
Uji PPD, BCG, Ro Thorax
CT scan kepala (kalau ada indikasi khusus sepeerti hidrosephalus)
Funduskopi untuk melihat tuberkel di retina.
VIII. MANAJEMEN TERAPI
1. Isolasi.
2. Terapi anti mikroba sesuai hasil kultur.
3. Mempertahankan hidrasi, monitor balance cairan (hubungan dengan edema cerebral)
4. Mencegah dan mengobati komplikasi.
5. Mengontrol kejang.
6. Mempertahankan ventilasi.
7. Mengurangi meningkatnya tekanan intra kranial.
8. Penatalaksanaan syok septik.
9. Mengontrol perubahan suhu lingkungan.
IX. PENANGANAN
1. Tatalaksana penderita rawat inap:
a. Mengatasi kejang adalah tindakan vital, karena kejang pada ensefalitis biasanya berat.
b. Perbaiki hemostasis: Infus D5-1/2 S atau D5-1/4S (tergantung umur), dan pemberian oksigen.
c. Deksamethason 0,5-1,0 mg/kgBB/hari, iv, dibagi 3 dosis.
d. Manitol.
e. Antibiotik
f. Fisioterapi dan terapi bicara
g. Makanan TKTP, kalau perlu MLP.
h. Perawatan yang baik
Pemantauan:
Keadaan umum, kesadaran, tanda vital, kejang, gizi, pungsi lumbal, kelainan THT, Cushing sign.
2. Tatalaksana penderita rawat jalan:
a. Pemantauan kelainan yang dijumpai selama rawat inap.
b. Medikamentosa,
c. Konsultasi THT rutin
d. Fisioterapi: terapi wicara.
X. PENGKAJIAN
Kriteria diagnosis subyektif.
Panas (gejala kardial)
Mual.
Muntah,
Iritabel.
Anoreksia.
Nyeri kepala, bingung, rewel , kadang-kadang sakit pinggang, kekakuan otot,
Kejang (fokal atau umum)
Fotofobia.
Obyektif.
Gangguan kesadaran (stupor sampai koma.
Kerning sign (+) tanda kardinal, kaku kuduk,
Tekanan intrakranial meninggi ( fontanela cembung, edema papil)
Gangguan sistim saraf pusat : gangguan kesadaran, gangguan saraf kranial (paralisis, buta, tuli)
Hiperestesia.
XI. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d edema serebral/ penyumbatan aliran darah.
2. Nyeri akut b.d proses infeksi.
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular.
4. Risiko tinggi terhadap trauma/injuri b.d aktifitas kejang umum.
5. Risiko infeksi b.d paningkatan paparan, daya tahan tubuh yang lemah.
PNEMONI
LAPORAN PENDAHULUAN
MENINGOENCEPHALITIS
Oleh
Atika Dhiah A., S. Kep
PROGRAM PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2009
LAPORAN PENDAHULUAN
MENINGOENCEPHALITIS
Oleh
Atika Dhiah A., S. Kep
PROGRAM PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2009
Senin, 04 November 2013
cara mengatasi kecanduan game
Ngegame sih boleh aja gan, tapi yang wajar-wajar aja jangan sampai pagi ketemu pagi, malam ketemu malam...ngertikan maksudnya :) , terlalu sering bermain game itu dapat manggangu kesehatan jasmani dan rohani. contohnya ambeyen atau sakit pantat, dehidrasi karena jarang minum, lesu, letih, lelah, lunglai, lemah, lapar sampai kurus kering karena kurang makan, ditambah lagi mata berubah seperti mata sapi karena kurang tidur...
Berikut ini tips untuk menghialngkan kecanduan bermain game :
1. Meminimalkan Waktu Bermain Game
Cara ini bisa kita lakukan untuk memulainya lakukan langkah-2 seperti berikut :
- misalnya dalam 1 hari waktu bermain kita 6 jam maka kita rubah menjadi 3 jam sehari, jika sudah terbiasa 3 jam maka kita coba biasakan bermain 1 jam sehari.
- Selanjutnya, misalkan kita bermain game dalam 1 minggu adalah 6 hari maka kita dapat meminimalkannya menjadi 3 hari perminggu, jika sudah terbiasa 3 hari dalam seminggu selanjutnya anda dapat meminamalkannya seminimal mungkin, dan begitu seterusnya sampai canduan kita benar-benar hilang.
2. Mencari Kesibukan Lain.
Carilah kesibukan lain seperti olah raga, ataupun ikut organisasi yang baik atau apalah yang lainnya, dengan kesibukan seperti ini maka waktu bermain game akan berkurang sertab pikiran tentang game akan teralihkan dengan aktifitas-aktifitas yang ada.
3. Nabung ke OrTu
Ini khususnya untuk anak yang masih sekolah, nah bagi adek2yang sukanya ngegame dan masih sekolah alangkah baiknya jika sebagian uang jajan kita simpan ke orang tua dan sebagian lainnya dijajankan saja kewarung agar uangnya tidak habis buat beli cash dan ke warnet. Nah jika kita sudah mempunyai tabungan kita dapat membeli apa yang kita mau dan pastinya terjangkaulah :)
4. Menolak Ajakan Teman Untuk Bermain Game.
4. Menolak Ajakan Teman Untuk Bermain Game.
Salah satu factor utama yang bikin kita susah jauh dari game online adalah teman, karena ajakan teman sering kali membuat kita ikut dalam permainan. Nah ini harus kamu hindari misalnya jika ada teman mengajak kita bermain game maka kamu harus menolaknya dengan alasan kamu mau pergi dengan pacar, atau mau main futsal atau apakek yang penting gax ikutan bermain.
5.) Hapus karakter char kalian
5.) Hapus karakter char kalian
Ini adalah cara yang membantu saya terlepas dari belenggu dunia game online, hehe
lakukanlah ini :Hapuslah char anda tanpa ragu-ragu lagi bila anda ingin terlepas dari dunia game yang menguasai anda saat ini jika tidak, akan sampai kapan anda menjadi seperti ini, menjadi autis ( maaf ya soalnya rata2 tmn2 yg main game rata2 menjadi autis ), ingat teman-teman banyak hal didunia nyata yang lebih menarik dari dunia game, hehehee
Sampai disini dulu ya kawan-kawan, semoga artikel ini dapat membantu anda menjadi lebih baik, maaf ya kalau ada kata2 yang salah. terimakasih….
lakukanlah ini :Hapuslah char anda tanpa ragu-ragu lagi bila anda ingin terlepas dari dunia game yang menguasai anda saat ini jika tidak, akan sampai kapan anda menjadi seperti ini, menjadi autis ( maaf ya soalnya rata2 tmn2 yg main game rata2 menjadi autis ), ingat teman-teman banyak hal didunia nyata yang lebih menarik dari dunia game, hehehee
Sampai disini dulu ya kawan-kawan, semoga artikel ini dapat membantu anda menjadi lebih baik, maaf ya kalau ada kata2 yang salah. terimakasih….
Jumat, 01 November 2013
10 Orang Terkuat didalam One Piece
Halo pecinta Manga apa kabarnya hari ini.? mudahan saja baik ya :) oke tanpa basa basi langsung saja ke TKP....
kali ini saya akan membahas Manga khususnya One Piece, dengan judul 10 Orang terkuat didunia One Piece ini tidak termasuk World Goverment karena belum ada informasi tentang kekuatannya, ini saya dapat referensi dari beberapa sumber dan pastinya dari om google sehingga saya buat kesimpulannya seperti ini :
kali ini saya akan membahas Manga khususnya One Piece, dengan judul 10 Orang terkuat didunia One Piece ini tidak termasuk World Goverment karena belum ada informasi tentang kekuatannya, ini saya dapat referensi dari beberapa sumber dan pastinya dari om google sehingga saya buat kesimpulannya seperti ini :
orang-orang terkuat one piece
1.) Gol D.Roger
Bounty : 1.500.000.000
Gol D. Roger (Gold Roger) adalah seorang mantan raja bajak laut yang
telah menguasai dunia pada jamannya. Dia adalah orang terkuat didunia
one piece karena hanya dia yang dapat menjadi raja dari semua bajak
laut. Sampai sekarang belum ada terdengar bahwa dia pernah dikalahkan.
Belum diketahui kekuatan sebenarnya tetapi menurut saya Roger adalah
pengguna Haki raja pada level dewa. Ia sekarang sudah mati karena
dipenggal setelah menyerahkan diri ke angkatan laut. Dialah orang yang
mengumumkan ke seluruh dunia bahwa ia menyimpan harta karun terbesar
disuatu tempat di Greenland yang dinamakan One Piece. Karena
kata-katanya itulah bajak laut berlayar menuju Greenland, sehingga
lahirlah zaman bajak laut.
2.) Shirohige / Whitebeard
Bounty : 1.200.000.000
Shirohige adalah seorang bajak laut yang sangat hebat ia merupakan
rival sekaligus teman Gol.D.Roger. Ia memakan buah iblis Gura gura no mi
yaitu buah iblis yang mempunyai kekuatan gempa. Ia dijuluki manusia
gempa. Shirohige merupakan salah satu dari 4 Yonko dan bisa dikatakan ia
adalah yonko terkuat sebelum kematiannya.
Shirohige tipe Bajak laut yang tidak tertarik pada Harta.Ia mendirikan
Bajak Laut Shirohige hanya untuk "Keluarga". Ia juga bersahabat dengan
Gol D.Roger dan keingintahuannya terhadap orang orang yang menyandang
nama D, Seperti Marshall D. Teach (Kurohige). Ia dikatakan sebagai
"Orang yang dekat dengan One Piece”. Dia adalah satu satunya orang yang
dapat mengimbangi Raja Bajak Laut, oleh karena itu dia di juluki “Orang
Terkuat di Dunia”.
Shirohie saat ini telah mati terbunuh ketika peperangan di Marineford,
sebelum kematiannya ia telah mengalahkan Akainu(Fleet Admiral) dan
angkatan laut lainnya. Ia terbunuh ketika dikeroyok oleh Bajak laut
Kurohige dan angkatan laut lainnya.
3.) Monkey D.Dragon
Bounty : TIDAK DIKETAHUI
Monkey D.Dragon bukanlah seorang bajak laut tetapi dia adalah orang
yang paling dicari oleh World Goverment (Pemerintah dunia) karena dicap
sebagai orang paling berbahaya didunia. Dia adalah pemimpin pasukan
Revolusi dan menjadi musuh terbesar pemerintah dunia. Ia adalah ayah
kandung dari Monkey D.Luffy(tokoh utama one piece). Dragon diprediksi
mempunyai kekuatan buah setan tipe zoan legenda Shen Long yang menurut
kisah hewan tersebut dapat mengendalikan cuaca seperti yang dilakukannya
ketika di Longuetown yang saat itu badai angin dan petir terjadi ketika
ia menyelamakan Luffy.
4.)Marshall D.Teach / Blackbeard / Kurohige
Bounty : TIDAK DIKETAHUI
Korohige adalah kapten dari bajak laut blackbeard, ia menjadi
yonko setelah kematian shirohige. Sebelum menjadi yonko ia pernah
menjabat sebagai shicibukai yang mungkin dulu sebagai shicibukai
terkuat. Ia pernah mengalahkan Portgas.D.Ace(manusia api), dan juga
dapat meninggalkan bekas luka diwajahnya Shank. Kurohige mempunyai 2
kekuatan buah iblis yaitu kekuatan kegelapan(Yami Yami no Mi) dan
kekuatan gempa(Gura-Gura no Mi) yang didapat dari shirohige. ada sedikit
keanehan pada tubuh kurohige dimana ia dapat memakan 2 buah ibis
sekaligus, Kemungkinan buah iblis pertama yang dimakan kurohige adalah
tipe zoan Cerberus. Seperti yang kita ketahui cerberus adalah anjing
berkepala 3 yang menjadi penjaga kegelapan bawah tanah, ada kemungkinan
setiap kepala cerberus dapat memakan buah iblis lain sehingga kurohige
dapat hidup meskipun memakan banyak buah iblis. Selain itu lambang bajak
laut Blackbeard/kurohige adalah tengkorak berkepala tiga dan bekas luka
diwajah shank saat melawan kurohige tampak seperti cakar mungkin itu
cakar hewan cerberus. ini yang menjadi patokan bahwa kurohige tipe zoan
cerberus. tetapi itu hanya sebuah prediksi :)
5.)Shank
Belum sempat melanjutkan
6.)
Langganan:
Postingan (Atom)